DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………………
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………...
C. Tujuan
Praktikum……………………………………………………………………………
D. Manfaat
Praktikum…………………………………………………………………………..
II.
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM……………………………………………………………
IV.
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN…………………………………………….
V.
PENUTUP………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Dalam
dunia pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi. Pupuk memiliki peran
yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman. Bagi tanaman, pupuk adalah
nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan hidupnya, menjadi tanaman
yang subur dan produktif. Tanaman yang tercukupi kebutuhan pupuknya akan tumbuh
dan berkembang dengan maksimal.
Pupuk
dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk organic dapat berupa kompos,
pupuk hijau,ataupun kotoran ayam. Pupuk organic biasanya berupa zat padat. Akan
tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair. (abd rahim;2015)
Pupuk
organic cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari
sisa tanaman, kotoran hewan,
dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk
organic ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Salah satu
pupuk organic cair adalah MOL (Mikroorganisme Lokal). (Fiqhi Ardiansyah;2013)
MOL
adalah larutan dari hasil fermentasi yang berasal dari sisa-sisa pembusukan
yang mudah terurai. MOL yang akan dibuat pada praktikum kali ini berasal dari nasi
yang busuk. Mikroorganisme Lokal mempunyai keuntungan karena biaya yang
dibutuhkan murah dan pembuatannya sangat mudah.(Fiqhi Ardiansyah;2013)
Hasilnya
berupa larutan. Larutan MOL dapat digunakan sebagai dekomposer karena larutan MOL
mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik.
Akan tetapi Larutan mol juga mengandung unsure hara mikro dan unsure hara makro.
Dengan adanya MOL, maka akan memudahkan petani dalam membutuhkan pupuk cair yang
bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
1.2. Rumusan
Masalah
1.2.1. Bagaimana
produk yang dihasilkan?
1.2.2. Bagaimana
cara penggunaan produk tersebut?
1.2.3. Apa
saja manfaat atau keuntungan dari produk tersebut?
1.2.4. Bagaimana
rencana pemasaran produk tersebut?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk
mengetahui produk yang dihasilkan
1.3.2. Untuk
mengetahui cara penggunaan produk tersebut
1.3.3. Untuk
mengetahui manfaat atau keuntungan produk tersebut
1.3.4. Untuk
mengetahui rencana pemasaran produk tersebut
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Masyarakat
· Memberi alternatif sehigga bisa mengurangi penggunaan
pupuk kimia di Masyarakat
· Memberi pengetahuan kepada Masyarakat tentang pemanfaatan
nasi busuk yang bisa dijadikan penyubur tanaman
· Memberi peluang usaha bagi Masyarakat
· Mengurangi limbah yang ada di masyarakat
1.4.2. Bagi Siswa
· Memberi pengetahuan kepada penulis
dan siswa tentang pembuatan
pupuk tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Pupuk
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat
makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsure kimia yang
digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya.
(Suriadikarta, 2006).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada
media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik (Suriadikarta, 2006).
2.2.
Pengertian MOL (Mikroorganisme Lokal)
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan
hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreactor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, control mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan control terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreactor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, control mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan control terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
2.2.1. Penggunaan
MOL
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ketanaman dalam meningkatkan
kesuburan tanaman dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung
dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan (Pranata, 2004).
MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan.
Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL
mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Pranata, 2004).
2.2.2. Manfaat
MOL
Adapun manfaat dari MOL
adalah sebagai berikut (Wahyudi, 2013) :
·
Menyediakan ketersediaan unsur hara yang
sangat cepat karena sudah berupa larutan.
·
Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman,
sehingga diserap melalui dedaunan tanaman.
·
Dapat digunakan sebagi decomposer dalam pengomposan.
·
Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
·
Mengurangi penggunaan pestisida yang
dapat menurunkan kualitas tanaman.
·
Dengan adanya MOL maka nasi yang busuk ataupun
yang lain dapat dimanfaatkan.
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Alat dan Bahan
Alat :
1. Nasi
basi
2. Air
secukupnya
3. Gula
pasir
4. 5
sendok makan
Bahan :
1. Baskom
2. Toples/botol
3. Sendok
makan
4. Literan
3.2.
Langkah Kerja :
1. Kepal-kepal
nasi basi sebesar bola pingpong.
2. Letakan
bola-bola nasi tersebut di dalam kardus bekas, lalu tutup dengan dedaunan
(misalnya daun pisang) yang membusuk. Dalam tempo 3 hari, akan tumbuh
jamur-jamur berwarna kuning, jingga, dan merah.
3. Buat larutan gula dengan cara mencampur dan
mengocok gula dengan air.
4. Ambil
bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan ke dalam wadah plastic,
lalu campur dengan larutan secukupnya.
5. Biarkan
selama 1 minggu. Setelah satu minggu, cairan akan mengeluarkan bau seperti
tapai. Hal itu menandakan bahwa cairan ini sudah bisa dipakai
sebagai starter untuk membuat puppuk kandang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek yang diamati
|
Hasil pengamatan
|
Warna
|
Cokelat
|
Struktur
|
Telah
hancur
|
Aroma
|
Berbau
seperti gula aren dan sedikit berbau busuk
|
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Dari praktikum yang telah di
lakukan menganai pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang terbuat dari nasi
basi. Maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada table di atas, MOL yang dibuat
pada praktikum ini membutuhkan waktu 7-8 hari. Akan tetapi, semakin banyak
bakteri di dalam larutan, maka akan semakin cepat juga dekomposer terjadi
hingga menjadi MOL sehingga peran bakteri sangat dibutuhkan dalam pembuatan
MOL.
Semakin busuk dan halus yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri yang terdapat dalam larutan MOL. Sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer nasi basi yang akan dijadikan MOL. Dalam proses pembuatan Mikro Organisme Lokal ini kemudian ditambahkan gula pasir yang telah dicairkan. Gula pasir ini bertindak sebagai molase yang merupakan sumber energi bagi mikroorganisme yang akan menguraikan atau fermentasi dari bahan dasar dari MOL ini.
Semakin busuk dan halus yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri yang terdapat dalam larutan MOL. Sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer nasi basi yang akan dijadikan MOL. Dalam proses pembuatan Mikro Organisme Lokal ini kemudian ditambahkan gula pasir yang telah dicairkan. Gula pasir ini bertindak sebagai molase yang merupakan sumber energi bagi mikroorganisme yang akan menguraikan atau fermentasi dari bahan dasar dari MOL ini.
4.3. Cara
Penggunaan
MOL dapat digunakan langsung
disemprotkan ketanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman dan juga dalam meningkatkan
kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa
larutan. Penyiraman MOL bisa dilakukan seminggu sekali atau seminggu 2 kali.
4.4. Manfaat
atau Keuntungan Produk
·
Menyediakan ketersediaan unsur hara yang
sangat cepat karena sudah berupa larutan.
·
Dapat disemprotkan langsung oleh
tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman.
·
Dapat digunakan sebagi decomposer dalam
pengomposan.
·
Mengendalikan hama dan penyakit dan
tanaman.
·
Mengurangi penggunaan pestisida yang
dapat menurunkan kualitas tanaman.
·
Dengan adanya MOL maka nasi yang busuk
ataupun yang lain dapat dimanfaatkan.
·
Mengatasi permasalahan pencemaran limbah
pertanian dan limbah rumah tangga
·
Pembuatan serta aplikasinya mudah
·
Ramah lingkungan
·
Memperkaya keanekaragaman biota tanah
4.5. Rencana
Pemasaran
Produk ini tersebut
ditujukan terutama kepada para petani. Lalu dipasarkan untuk umum dengan harga
terjangkau. Sehingga semua orang bisa membelinya, juga dengan menggunakan pupuk
ini ikut melestarikan lingkungan. Tidak hanya digunakan pada tanaman di sawah.
Di rumah, di kebun juga bisa. Harga terjangkau, kualitas terbaik, penggunaan
mudah, dan melestarikan lingkungan.
Kemasan menggunakan
botol semprotan supaya mudah menyemprotkan pada tanaman, kemasan tersebut juga
praktis.
Label kemasan seperti
berikut ini:


BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka
dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
·
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan
zat makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang
digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya
·
Larutan mikroorganisme lokal (MOL)
adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita.
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita.
·
Pemberian pupuk harus memperhatikan
konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dilakukan
seminggu sekali atau seminggu 2 kali.
·
Larutan MOL berperan terhadap kesuburan
tanaman karena memiliki kandungan unsur hara mikro dan makro, juga dapat
digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai mempercepat dekomposer.
·
Hasil mol yang diperoleh memiliki warna
coklatan, bau seperti gula aren dan sedikit berbau busuk, Semakin banyak
bakteri di dalam larutan, maka akan semakin cepat juga dekomposer terjadi
hingga menjadi MOL sehingga peran bakteri sangat dibutuhkan dalam pembuatan
MOL. Semakin busuk dan halus yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat
untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme
Lokal.
Http://Ivanhadinata.blogspot.com/. Tanggal
akses 01 Maret 2016 pukul 19.00 WIB
·
Jun Tau.2013. Praktikum Mikrobiologi
http://jun212w.blogspot.co.id/2013/12/praktikum-mikrobiologi.html.
Tanggal akses 01 Maret 2016 pukul 19.00 WIB
·
Farhan.2012. Membuat MOL dari nasi basi
http://berbagiinfopertanian.blogspot.co.id/2012/06/membuat-mol-mikro-organisme-larut-dari.html.
Tanggal akses 01 Maret 2016 pukul 19.00 WIB
DOKUMENTASI
No comments:
Post a Comment