Monday, June 13, 2016

Laporan PKW PUPUK CAIR

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….
    I.   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………
B.  Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...
C.  Tujuan Praktikum……………………………………………………………………………
D. Manfaat Praktikum…………………………………………………………………………..
    II.            TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………
 III.            METODOLOGI PRAKTIKUM……………………………………………………………
 IV.            HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN…………………………………………….
    V.            PENUTUP………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI









BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
         Dalam dunia pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi. Pupuk memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman. Bagi tanaman, pupuk adalah nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan hidupnya, menjadi tanaman yang subur dan produktif. Tanaman yang tercukupi kebutuhan pupuknya akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
         Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk organic dapat berupa kompos, pupuk hijau,ataupun kotoran ayam. Pupuk organic biasanya berupa zat padat. Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair. (abd rahim;2015)
         Pupuk organic cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Salah satu pupuk organic cair adalah MOL (Mikroorganisme Lokal). (Fiqhi Ardiansyah;2013)
         MOL adalah larutan dari hasil fermentasi yang berasal dari sisa-sisa pembusukan yang mudah terurai. MOL yang akan dibuat pada praktikum kali ini berasal dari nasi yang busuk. Mikroorganisme Lokal mempunyai keuntungan karena biaya yang dibutuhkan murah dan pembuatannya sangat mudah.(Fiqhi Ardiansyah;2013)
         Hasilnya berupa larutan. Larutan MOL dapat digunakan sebagai dekomposer karena larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol juga mengandung unsure hara mikro dan unsure hara makro. Dengan adanya MOL, maka akan memudahkan petani dalam membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
1.2.  Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana produk  yang  dihasilkan?
1.2.2. Bagaimana cara penggunaan produk tersebut?
1.2.3. Apa saja manfaat atau keuntungan dari produk tersebut?
1.2.4. Bagaimana rencana pemasaran produk tersebut?
1.3.  Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui produk yang dihasilkan
1.3.2. Untuk mengetahui cara penggunaan produk tersebut
1.3.3. Untuk mengetahui manfaat atau keuntungan produk tersebut
1.3.4. Untuk mengetahui rencana pemasaran produk tersebut
1.4.  Manfaat
1.4.1. Bagi Masyarakat
·  Memberi alternatif sehigga bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia di Masyarakat
·  Memberi pengetahuan kepada Masyarakat tentang pemanfaatan nasi busuk yang bisa dijadikan penyubur tanaman
·  Memberi peluang usaha bagi Masyarakat
·  Mengurangi limbah yang ada di masyarakat
1.4.2. Bagi Siswa
·  Memberi pengetahuan kepada penulis dan siswa tentang pembuatan pupuk tersebut






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Definisi Pupuk
     Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsure kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. (Suriadikarta, 2006).
     Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik (Suriadikarta, 2006).
2.2.   Pengertian MOL (Mikroorganisme Lokal)
     Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan  mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan  mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga  berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreactor sangatlah kompleks, fungsi yang  telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, control mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan control terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
2.2.1.   Penggunaan MOL
      MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ketanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan (Pranata, 2004).
      MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Pranata, 2004).

2.2.2.   Manfaat MOL
Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut (Wahyudi, 2013) :
·         Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena sudah berupa larutan.
·         Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman.
·         Dapat digunakan sebagi decomposer dalam pengomposan.
·         Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
·         Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman.
·         Dengan adanya MOL maka nasi yang busuk ataupun yang lain dapat dimanfaatkan.













BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
        Alat                      :
1.      Nasi basi
2.      Air secukupnya
3.      Gula pasir
4.      5 sendok makan
        Bahan                  :
1.      Baskom
2.      Toples/botol
3.      Sendok makan
4.      Literan
3.2. Langkah Kerja     :
1.      Kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong.
2.      Letakan bola-bola nasi tersebut di dalam kardus bekas, lalu tutup dengan dedaunan (misalnya daun pisang) yang membusuk. Dalam tempo 3 hari, akan tumbuh jamur-jamur berwarna kuning, jingga, dan merah.
3.       Buat larutan gula dengan cara mencampur dan mengocok gula dengan air.
4.      Ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan ke dalam wadah plastic, lalu campur dengan larutan secukupnya.
5.      Biarkan selama 1 minggu. Setelah satu minggu, cairan akan mengeluarkan bau seperti tapai. Hal itu menandakan bahwa cairan ini sudah bisa dipakai sebagai starter untuk membuat puppuk kandang






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek yang diamati
Hasil pengamatan
Warna
Cokelat
Struktur
Telah hancur
Aroma
Berbau seperti gula aren dan sedikit berbau busuk
4.1.   Hasil






4.2.   Pembahasan
                 Dari praktikum yang telah di lakukan menganai pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang terbuat dari nasi basi. Maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada table di atas, MOL yang dibuat pada praktikum ini membutuhkan waktu 7-8 hari. Akan tetapi, semakin banyak bakteri di dalam larutan, maka akan semakin cepat juga dekomposer terjadi hingga menjadi MOL sehingga peran bakteri sangat dibutuhkan dalam pembuatan MOL.
                 Semakin busuk dan halus yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri yang terdapat dalam larutan MOL. Sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer nasi basi yang akan dijadikan MOL. Dalam proses pembuatan Mikro Organisme Lokal ini kemudian ditambahkan gula pasir yang telah dicairkan. Gula pasir ini bertindak sebagai molase yang merupakan sumber energi bagi mikroorganisme yang akan menguraikan atau fermentasi dari bahan dasar dari MOL ini.
4.3.   Cara Penggunaan
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ketanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. Penyiraman MOL bisa dilakukan seminggu sekali atau seminggu 2 kali.
4.4.   Manfaat atau Keuntungan Produk
·         Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena sudah berupa larutan.
·         Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman.
·         Dapat digunakan sebagi decomposer dalam pengomposan.
·         Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
·         Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman.
·         Dengan adanya MOL maka nasi yang busuk ataupun yang lain dapat dimanfaatkan.
·         Mengatasi permasalahan pencemaran limbah pertanian dan limbah rumah tangga
·         Pembuatan serta aplikasinya mudah
·         Ramah lingkungan
·         Memperkaya keanekaragaman biota tanah
4.5.   Rencana Pemasaran
Produk ini tersebut ditujukan terutama kepada para petani. Lalu dipasarkan untuk umum dengan harga terjangkau. Sehingga semua orang bisa membelinya, juga dengan menggunakan pupuk ini ikut melestarikan lingkungan. Tidak hanya digunakan pada tanaman di sawah. Di rumah, di kebun juga bisa. Harga terjangkau, kualitas terbaik, penggunaan mudah, dan melestarikan lingkungan.
Kemasan menggunakan botol semprotan supaya mudah menyemprotkan pada tanaman, kemasan tersebut juga praktis.
Label kemasan seperti berikut ini:






BAB V
PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
               Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
·         Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya
·         Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita.
·         Pemberian pupuk harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman.  Dilakukan seminggu sekali atau seminggu 2 kali.
·         Larutan MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan unsur hara mikro dan makro, juga dapat digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai mempercepat dekomposer.
·         Hasil mol yang diperoleh memiliki warna coklatan, bau seperti gula aren dan sedikit berbau busuk, Semakin banyak bakteri di dalam larutan, maka akan semakin cepat juga dekomposer terjadi hingga menjadi MOL sehingga peran bakteri sangat dibutuhkan dalam pembuatan MOL. Semakin busuk dan halus yang akan difermentasikan maka akan semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL.









DAFTAR PUSTAKA
·         Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal.
Http://Ivanhadinata.blogspot.com/. Tanggal akses 01 Maret 2016 pukul 19.00 WIB
·         Jun Tau.2013. Praktikum Mikrobiologi
http://jun212w.blogspot.co.id/2013/12/praktikum-mikrobiologi.html. Tanggal akses 01 Maret 2016 pukul 19.00 WIB
·         Farhan.2012. Membuat MOL dari nasi basi




















DOKUMENTASI

No comments:

Post a Comment