PRAKTIKUM
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Tugas 1.Tes Golongan Darah
I.
Tujuan
Mempelajari dan
memahami golongan darah
DASAR TEORI
Sistem penggolongan yang
umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr
Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah
merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma
darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut.
Fungsi penggolongan darah
manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk transfusi darah dan membantu penyelidikan
tindak kriminal. Transfusi darah adalah
pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang
memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah
diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya
yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah
dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka
parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada
saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi
(Prawirohartono, 1995).
Penggolongan
darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan
darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah
(Samsuri, 2004).
Untuk
menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:
Genotype
|
Golongan
|
Agutinogen
|
Aglutinin
|
OO
|
O
|
-
|
anti-A dan anti-B
|
OA / AA
|
A
|
A
|
anti-B
|
OB / BB
|
B
|
B
|
anti-A
|
AB
|
AB
|
A dan B
|
-
|
Jika
darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum aglutinin A mengalami
penggumpalan, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A atau AB.
Jika darah tidak menggumpal, kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah
B atau O. Apabila diuji dengan serum aglutinin B terjadi penggumpalan,
kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau AB. Akan tetapi jika
tidak menggumpal, maka kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau O.
Denyut
nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator
untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut,
biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah – yakni dengan
mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik;
serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik sirkulasi
darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Denyut nadi (pulse rate)
menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi
sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan
dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari;
sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan
dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin,
2003).
Pada
umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu
arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri
tibialis posterior (Michael, 2006).
Tekanan
darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi
untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi
yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan
darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole
dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole
adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian
diikuti oleh periode kontraksi atau sistol.
Yang
dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di
arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi
ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di
arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel.
Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood
pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann,
1981).
Sphygmomanometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari
sebuah manset elastis yang
berisi kantong karet tiup.
Ketika
manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan
jaringan bawah manset. Jikakantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai
puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam
spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan
sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi
teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari
nadi puncak atau tekanan sistolik.
Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabangarteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas,
yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan
dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset
semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa
waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang
di bawah manset juga sama
meningkatnya, dan
suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset
turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus
menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir
dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada
masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran
laminar dan aliran darah menjadi normal kembali
(Rushmer, 1970). Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan
darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah
yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.
Berbagai faktor
memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon,
rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk juga
diantaranya posisi dan aktivitas fisik.
II.
Alat dan Bahan
1.
Kaca obyek 5. Pipet
2.
Lanset 6. Alkohol 75%
3.
Kapas 7. Serum anti A dan
serum anti B
4.
Spidol (marker) 8. Tusuk gigi
III.
Langkah kerja
1.
Pilihlah salah
seorang dari kelompok kalian untuk diambil darahnya!
2.
Bersihkan ujung
jari tengah dengan menggunakan kapas yang telah diberi alkohol
3.
Bersihkan juga
ujung lanset dengan alkohol 70% sebelum ditusukkan
4.
Tusukkan lanset
pada ujung jari tengah teman kalian, kemudian teteskan pada kaca obyek (di
lingkaran A dan B)
5.
Ingat lanset yang digunakan untuk setiap orang harus
baru. Jangan menggunakan lanset yang sudah dipakai karena bisa menularkan
penyakit.
6.
Berilah setetes
serum anti A pada tetes darah di lingkaran dan serum anti B pada darah di
lingkaran B
7.
Kemudian aduk
darah yang telah diberi anti serum dengan menggunakan tusuk gigi
8.
Amati setelah 5
menit! Apakah terjadi penggumpalan atau tidak
9.
Tentukan
golongan darah teman kalian. Jika darah dilingkaran A menggumpal dan di B
tidak, maka golongan darahnya adalah A. jika darah di lingkaran A tidak
menggumpal dan di B menggumpal, maka golongan darahnya adalah B. Jika darah di
lingkaran A dan di lingkaran B menggumpal maka golongan darahnya adalah AB.
Jika darah di lingkaran A dan lingkaran B tidak menggumpal maka golongan
darahnya adalah O.
IV.
Hasil
Praktikum
NO.
|
NAMA
|
ANTI A
|
ANTI B
|
ANTI AB
|
ANTI D
(ANTI Rho)
|
GOLONGAN
DARAH
|
1.
|
Dewi Ika Pratiwi
|
ü
|
-
|
ü
|
ü
|
A+
|
2.
|
Muhammad Rahman Ramadhani
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
O+
|
3.
|
Pratama Iqbal Firmansyah
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
B+
|
4.
|
Shafirah Puspa Anggraini
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
AB+
|
5.
|
Titik Setiowati
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
O+
|
V.
Pembahasan
Ø Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah A apabila
di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung
aglutinin β.
Ø Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah B apabila
di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen B dan serumnya mengandung
aglutinin α.
Ø Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah AB apabila
di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan B, serumnya tidak
mengandung aglutinin.
Ø Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah O apabila
di dalam sel darah seseorang tidak mengandung aglutinogen dan serumnya
mengandung aglutinin α dan β.
VI.
Pertanyaan dan Jawaban
1.
Ada berapa orang
di kelasmu yang berglongan A, B, AB, atau O?
2.
Jelaskan proses
penentuan golongan darah manusia!
3.
Apa fungsi serum
anti A dan anti B pada tes golongan darah?
4.
Apa pentingnya
kita mengetahui golongan darah kita?
5.
Jika seseorang
memiliki darah Rh- mendapatkan transfuse darah dari donor yang
memiliki Rh+, pada awalnya tidak berbahaya, tetapi transfer darah Rh+
selanjutnya akan berbahaya, mengapa? Jelaskan terjadinya kasus tersebut
1.
a. golongan
darah A =
7 orang
b. golongan
darah B = 8 orang
c. golongan
darah AB = 3 orang
d. golongan
darah O = 11 orang
2.
Proses penentuan
golongan darah manusia :
a.
Jika setelah ditetesi antiserum A darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah A.
b.
Jika setelah
ditetesi antiserum B darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah B.
c.
Jika setelah ditetesi antiserum A dan B darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB.
d.
Jika setelah ditetesi antiserum A dan B darah
tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O.
3.
Fungsi serum anti A dan anti B untuk membuat sel sel
darah peka terhadap aglutinasi untuk menentukan golongan darah dalam penentuan
golongan darah.
4.
Pentingnya kita mengetahui golongan darah kita :
a.
Agar mempermudah dalam proses tranfusi darah jika kita
membutuhkan darah secara cepat.
b.
Agar mempermudah dalam proses transfusi darah jika
kita akan mendonorkan darah kita kepada orang lain baik diperlukan secara cepat
maupun tidak.
c.
Untuk mengetahui status kita dalam
keluarga terutama sebagai anak.
d.
Membantu penyelidikan tindak kriminal.
5.
Karena sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima
donor) akan menganggap darah (rhesus positif) dari donor itu sebagai “benda
asing” yang perlu dilawan seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk
perlawanan, tubuh reseptor akan memproduksi antirhesus. Saat transfusi pertama,
kadar antirhesus masih belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan
masalah serius. Tapi pada tranfusi kedua, akibatnya bisa fatal karena
antirhesus mencapai kadar yang cukup tinggi. Antirhesus ini akan menyerang dan
memecah sel-sel darah merah dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras
mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah itu. Kondisi ini bukan hanya
menyebabkan tujuan tranfusi darah tak tercapai, tapi malah memperparah kondisi
si reseptor sendiri.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa, penggolongan darah manusia dapat
dilakukan dengan beberapa sistem, salah satunya adalah sistem ABO.Menurut
sistem ini, golongan darah dapat dilihat berdasarkan aglutinogen dan
aglutininnya. Berdasarkan sistem golongan darah ABO, golongan darah dibedakan
menjadi:
1.
Golongan darah
A, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen A dan aglutinin B dalam
plasma darah.
2.
Golongan darah
B, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen B dan aglutinin A dalam
plasma darah.
3.
Golongan darah
AB, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, dan tidak
memiliki aglutinin dalam plasma darah.
4.
Golongan darah
O, yaitu jika sel darah merah tidak mengandung aglutinogen tetapi di dalam
plasma darah mengandung aglutinin A dan B.
Tugas 2. Menghitung Denyut Nadi
I.
Tujuan
Menghitung
denyut nadi dan menentukan faktor-faktor yang memengaruhinya
DASAR TEORI
Jantung adalah
organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak.Denyut
yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Berapa sebenarnya
jumlah rata-rata denyut jantung yang normal? Denyut jantung biasanya mengacu pada
jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum
direpresentasikan sebagai bpm (beats per minute)
Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada
kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah
berolahraga).Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh tubuh saat itu.Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut
nadi adalah tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi
dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum.
"Pada orang dewasa yang sehat,
saat sedang istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100
denyut per menit (bpm). Jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat
sedang istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien
dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya," ujar Edward R. Laskowski,
M.D, seorang physical medicine and rehabilitation specialist,
seperti dikutip dari Mayo Clinic. Denyut jantung seseorang juga dipengaruhi
oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik dapat meningkatkan
jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau di luar
batas sehat dapat menimbulkan bahaya.
Untuk mendapatkan nilai denyut
jantung maksimal dilakukan dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia. Misal
usianya 40 tahun, maka jumlah maksimalnya adalah 180 bpm.
II.
Alat dan
bahan
Stopwatch dan kalkulator
III.
Cara kerja
1.
Memegang pergelangan tangan kanan atau leher di bawah
telinga anda dengan menggunakan jari-jari tangan kiri. Melakukan ini untuk
merasakan denyut nadi.
2.
Menghitung denyut nadi selama satu menit. Mengulangi
sampai tiga kali hitungan. Kemudian, menghitung rata-rata denyut nadi pada
setiap menit.
3.
Selanjutnya melakukan gerakan lari-lari di tempat
selama 5 menit. Kemudian, menghitung denyut nadi seperti di atas.
IV.
Hasil Praktikum
TABEL
PENGAMATAN
NO.
|
NAMA
|
NORMAL
|
DUDUK
|
BERDIRI
|
LARI-LARI
|
ISTIRAHAT
SETELAH BERLARI
|
RATA-RATA
|
1.
|
Dewi Ika
Pratiwi
|
60
|
60
|
84
|
71
|
63
|
68
|
2.
|
Muhammad
Rahman Ramadhani
|
71
|
71
|
84
|
114
|
85
|
85
|
3.
|
Pratama
Iqbal Firmansyah
|
76
|
76
|
78
|
93
|
75
|
80
|
4.
|
Shafirah
Puspa Anggraini
|
56
|
56
|
84
|
72
|
66
|
67
|
5.
|
Titik Setiowati
|
78
|
78
|
81
|
78
|
78
|
81
|
V.
Pembahasan
Berdasarkan data
hasil percobaan dan analisis data yang telah dilakukan, bahwa banyak sedikitnya
denyut nadi tiap 1 menitnya tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Semakin
ringan kegiatan yang dilakukan, maka semakin sedikit denyut nadi yang terjadi.
Begitu pula saat aktifitas yang dilakukan semakin berat, maka denyut nadi yang
terjadi juga semakin banyak.
Denyut nadi atau
jantung seseorang ketika beraktivitas lebih cepat daripada denyut jantung
seorang yang diam di tempat. Rata-rata denyut jantung tiap orang berbeda beda.
Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada 2 orang atau lebih yang rata-rata
jumlah denyut nadinya per menit berjumlah sama.
Bernafas adalah
proses mengambil oksigen dari udara melalui hidung/mulut, kemudian diolah di paru-paru,
dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Manusia menghirup Oksigen (O2)
dan mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) sebagai gas buang dari bernafas. Jika
aliran darah tidak lancar ke salah satu organ, maka organ tersebut akan lemas
karena kekurangan oksigen.
Saat melakukan
kegiatan yang membutuhkan tenaga besar, otot dari organ terkait memerlukan
lebih banyak oksigen. Begitu juga saat berlari, berlari melibatkan banyak organ
tubuh, akibatnya banyak organ tubuh yang membutuhkan suplai oksigen lebih.
Semakin cepat berlari, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, semakin cepat
kita menghirup oksigen (bahkan sampai bernafas lewat mulut), semakin cepat
aliran darah di tubuh, dan pastinya semakin banyak CO2 yang
dikeluarkan.
Saat berlari,
paru-paru bekerja keras mengolah oksigen, sedangkan jantung berdetak cepat
memompa darah ke seluruh tubuh membawa oksigen hasil olahan dari paru-paru
dengan kecepatan tinggi. Ketika selesai berlari, jantung dan paru-paru tidak
bisa begitu saja langsung bergerak pelan seperi saat keadaan tidak berlari, ini
dikarenakan tubuh masih membutuhkan suplai oksigen lebih. Maka untuk beberapa
saat, darah masih akan mengalir di tubuh dengan kecepatan tinggi, sambil
menunggu keadaan tubuh kembali normal. Dan hal tersebut sangat berhubungan dan
berpengaruh pada keadaan dan denyut jantung.
Dari rata-rata
di atas, dapat dikatakan bahwa denyut laki-laki lebih cepat dibandingkan
perempuan untuk skala aktivitas yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa kecepatan denyut nadi juga
dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Apabila dianalisa ulang mengapa wanita
memiliki denyut nadi yang lebih lambat dari pada laki-laki karena wanita setiap
bulannya mengalami siklus menstruasi sehingga tekanan darah biasanya menurun
pada kondisi ini. Hal tersebut berkenaan dengan hormon yang juga mempengaruhi
aliran darah pada perempuan baik saat akan menstruasi maupun setelah
menstruasi. Dapat diketahui bahwa kondisi fisiologi wanita lebih tidak stabil dari
pada laki-laki.
Walaupun kondisi
perempuan tidak stabil namun, selain dipengaruhi lama
aktivitas denyut jantung juga dipengaruhi oleh hormon tubuh sehingga
memungkinkan untuk perempuan memiliki denyut nadi yang lebih rendah daripada
laki-laki.
VI.
Pertanyaan dan Jawaban
1.
Berapa frekuensi
denyut nadi rata-rata per menit dalam kelompok kalian:
a.
Saat duduk:
b.
Saat berdiri:
2.
Apakah terdapat
perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat posisi tubuh duduk dan berdiri?
Mengapa demikian?
3.
Samakah frekunsi
rata-rata denyut nadi setiap orang?
a.
Apakah ada
perbedaan frekuensi rata-rata denyut nadi antara siswa laki-laki dan perempuan.
Jelaskan hubungan antara aktivitas dengan jumlah denyut nadi!
b.
Buatlah grafik
hubungan antara jumlah denyut nadi dengan aktivitas!
4.
Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi dengan seseorang?
1.
a. saat duduk : 68,2
b. saat berdiri : 82,2
2.
Iya, karena posisi
berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan
posisi kerja duduk. Selain itu, pada saat posisi berdiri aktivitas denyut
jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah semakin cepat dan denyut
nadi akan bertambah banyak.
3.
Denyut nadi pada
setiap orang tidak sama, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor dari setiap
orang. Seperti faktor usia, berat badan, dll.
a.
Ada,
lebih tinggi denyut nadi laki-laki daripada perempuan.
Hubungan antara
aktivitas dengan jumlah denyut nadi adalah semakin banyak aktivitas yang kita
lakukan, maka jantung akan memompa darah lebih cepat dan hal itu bisa
menyebabkan denyut nadi bertambah. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit
aktivitas yang kita lakukan, maka jantung akan memompa darah seperti biasanya
atau dengan normal.
b.
Menggunakan
hasil denyut nadi Pratama Iqbal

4.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi denyut nadi seseorang adalah :
a.
Aktivitas
fisik atau tingkat kebugaran seseorang,
b.
Suhu
udara disekitar
c.
Posisi
tubuh (berbaring atau berdiri)
d.
Tingkat
emosi
e.
Ukuran
tubuh serta,
f.
Usia
g.
Jenis kelamin
VII.
Kesimpulan
a.
Semakin lama
waktu berlari maka semakin sepat denyut nadi
b.
Denyut nadi
laki-laki lebih tinggi daripada denyut nadi perempuan
c.
Hubungan
frekuensi denyut nadi dengan aktivitas adalah berbanding lurus
d.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi denyut nadi seseorang adalah :
1.
Aktivitas
fisik atau tingkat kebugaran seseorang,
2.
Suhu
udara disekitar
3.
Posisi
tubuh (berbaring atau berdiri)
4.
Tingkat
emosi
5.
Ukuran
tubuh serta,
6.
Usia
DAFTAR PUSTAKA
8. Pratiwi,dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
9. Mawar, Titis. 2013. Laporan Praktikum Biologi Penentuan Golongan
Darah.http://titismawar.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-biologi-penentuan.html.
12 April 2014.
10. Nisa, Khoirotun. Laporan Praktikum Biologi Penggolongan Draah
ABO.http://
generasiipa2.wordpress.com/2012/12/06/laporan-praktikum-biologi-penggolongan-darah-abo/.
12 April 2014.
LAMPIRAN


No comments:
Post a Comment