Monday, June 13, 2016

Laporan praktikum sistem peredaran darah lengkap

PRAKTIKUM SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Tugas 1.Tes Golongan Darah
I.                   Tujuan
Mempelajari dan memahami golongan darah

DASAR TEORI
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut.
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk transfusi darah dan membantu penyelidikan tindak kriminalTransfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:

Genotype
Golongan
Agutinogen
Aglutinin
OO
O
-
anti-A dan anti-B
OA / AA
A
A
anti-B
OB / BB
B
B
anti-A
AB
AB
A dan B
-

Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum aglutinin A mengalami penggumpalan, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A atau AB. Jika darah tidak menggumpal, kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau O. Apabila diuji dengan serum aglutinin B terjadi penggumpalan, kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau AB. Akan tetapi jika tidak menggumpal, maka kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau O.
Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah – yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael, 2006).
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah  (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistol.
Yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup.
Ketika manset diikatkan  pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jikakantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah  dan tidak ada gelombang pulsa yang  bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.
Aliran  darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan  mempercepat kolom darah di cabangarteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar  dan aliran darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970). Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.
Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.
II.                Alat dan Bahan
1.      Kaca obyek                 5. Pipet
2.      Lanset                         6. Alkohol 75%
3.      Kapas                          7. Serum anti A dan serum anti B
4.      Spidol (marker)           8. Tusuk gigi
III.             Langkah kerja
1.      Pilihlah salah seorang dari kelompok kalian untuk diambil darahnya!
2.      Bersihkan ujung jari tengah dengan menggunakan kapas yang telah diberi alkohol
3.      Bersihkan juga ujung lanset dengan alkohol 70% sebelum ditusukkan
4.      Tusukkan lanset pada ujung jari tengah teman kalian, kemudian teteskan pada kaca obyek (di lingkaran A dan B)
5.      Ingat lanset yang digunakan untuk setiap orang harus baru. Jangan menggunakan lanset yang sudah dipakai karena bisa menularkan penyakit.
6.      Berilah setetes serum anti A pada tetes darah di lingkaran dan serum anti B pada darah di lingkaran B
7.      Kemudian aduk darah yang telah diberi anti serum dengan menggunakan tusuk gigi
8.      Amati setelah 5 menit! Apakah terjadi penggumpalan atau tidak
9.      Tentukan golongan darah teman kalian. Jika darah dilingkaran A menggumpal dan di B tidak, maka golongan darahnya adalah A. jika darah di lingkaran A tidak menggumpal dan di B menggumpal, maka golongan darahnya adalah B. Jika darah di lingkaran A dan di lingkaran B menggumpal maka golongan darahnya adalah AB. Jika darah di lingkaran A dan lingkaran B tidak menggumpal maka golongan darahnya adalah O.
IV.             Hasil Praktikum
NO.
NAMA
ANTI A
ANTI B
ANTI AB
ANTI D (ANTI Rho)
GOLONGAN DARAH
1.
Dewi Ika Pratiwi
ü   
-
ü   
ü   
A+
2.
Muhammad Rahman Ramadhani
-
-
-
ü   
O+
3.
Pratama Iqbal Firmansyah
-
ü   
ü   
ü   
B+
4.
Shafirah Puspa Anggraini
ü   
ü   
ü   
ü   
AB+
5.
Titik Setiowati
-
-
-
ü   
O+

V.                Pembahasan
Ø  Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah A apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin β.
Ø  Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah B apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen B dan serumnya mengandung aglutinin α.
Ø  Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah AB apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan B, serumnya tidak mengandung aglutinin.
Ø  Seseorang dapat dikatakan bergolongan darah O apabila di dalam sel darah seseorang tidak mengandung aglutinogen dan serumnya mengandung aglutinin α dan β.
VI.             Pertanyaan dan Jawaban
1.      Ada berapa orang di kelasmu yang berglongan A, B, AB, atau O?
2.      Jelaskan proses penentuan golongan darah manusia!
3.      Apa fungsi serum anti A dan anti B pada tes golongan darah?
4.      Apa pentingnya kita mengetahui golongan darah kita?
5.      Jika seseorang memiliki darah Rh- mendapatkan transfuse darah dari donor yang memiliki Rh+, pada awalnya tidak berbahaya, tetapi transfer darah Rh+ selanjutnya akan berbahaya, mengapa? Jelaskan terjadinya kasus tersebut

1.      a. golongan darah A    = 7 orang
b. golongan darah B    = 8 orang
c. golongan darah AB = 3 orang
d. golongan darah O   = 11 orang
2.      Proses penentuan golongan darah manusia :
a.        Jika setelah ditetesi antiserum A darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah A.
b.      Jika setelah ditetesi antiserum B darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah B.
c.         Jika setelah ditetesi antiserum A dan B darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB.
d.       Jika setelah ditetesi antiserum A dan B darah tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O.
3.    Fungsi serum anti A dan anti B untuk membuat sel sel darah peka terhadap aglutinasi untuk menentukan golongan darah dalam penentuan golongan darah.
4.    Pentingnya kita mengetahui golongan darah kita :
a.     Agar mempermudah dalam proses tranfusi darah jika kita membutuhkan darah secara cepat.
b.    Agar mempermudah dalam proses transfusi darah jika kita akan mendonorkan darah kita kepada orang lain baik diperlukan secara cepat maupun tidak.
c.      Untuk mengetahui status kita dalam keluarga terutama sebagai anak.
d.    Membantu penyelidikan tindak kriminal.
5.      Karena sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima donor) akan menganggap darah (rhesus positif) dari donor itu sebagai “benda asing” yang perlu dilawan seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk perlawanan, tubuh reseptor akan memproduksi antirhesus. Saat transfusi pertama, kadar antirhesus masih belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan masalah serius. Tapi pada tranfusi kedua, akibatnya bisa fatal karena antirhesus mencapai kadar yang cukup tinggi. Antirhesus ini akan menyerang dan memecah sel-sel darah merah dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah itu. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan tujuan tranfusi darah tak tercapai, tapi malah memperparah kondisi si reseptor sendiri.
VII.          Kesimpulan
Berdasarkan praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa, penggolongan darah manusia dapat dilakukan dengan beberapa sistem, salah satunya adalah sistem ABO.Menurut sistem ini, golongan darah dapat dilihat berdasarkan aglutinogen dan aglutininnya. Berdasarkan sistem golongan darah ABO, golongan darah dibedakan menjadi:
1.      Golongan darah A, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen A dan aglutinin B dalam plasma darah.
2.      Golongan darah B, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen B dan aglutinin A dalam plasma darah.
3.      Golongan darah AB, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, dan tidak memiliki aglutinin dalam plasma darah.
4.      Golongan darah O, yaitu jika sel darah merah tidak mengandung aglutinogen tetapi di dalam plasma darah mengandung aglutinin A dan B.


Tugas 2. Menghitung Denyut Nadi
I.                   Tujuan
Menghitung denyut nadi dan menentukan faktor-faktor yang memengaruhinya

DASAR TEORI
Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak.Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Berapa sebenarnya jumlah rata-rata denyut jantung yang normal? Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum direpresentasikan sebagai bpm (beats per minute)
            Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga).Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu.Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum.
"Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya," ujar Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation specialist, seperti dikutip dari Mayo Clinic. Denyut jantung seseorang juga dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik dapat meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau di luar batas sehat dapat menimbulkan bahaya.
Untuk mendapatkan nilai denyut jantung maksimal dilakukan dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia. Misal usianya 40 tahun, maka jumlah maksimalnya adalah 180 bpm.
II.                Alat dan bahan
Stopwatch dan kalkulator
III.             Cara kerja
1.      Memegang pergelangan tangan kanan atau leher di bawah telinga anda dengan menggunakan jari-jari tangan kiri. Melakukan ini untuk merasakan denyut nadi.
2.      Menghitung denyut nadi selama satu menit. Mengulangi sampai tiga kali hitungan. Kemudian, menghitung rata-rata denyut nadi pada setiap menit.
3.      Selanjutnya melakukan gerakan lari-lari di tempat selama 5 menit. Kemudian, menghitung denyut nadi seperti di atas.
IV.             Hasil Praktikum
TABEL PENGAMATAN

NO.
NAMA
NORMAL
DUDUK
BERDIRI
LARI-LARI
ISTIRAHAT SETELAH BERLARI
RATA-RATA
1.
Dewi Ika Pratiwi
60
60
84
71
63
68
2.
Muhammad Rahman Ramadhani
71
71
84
114
85
85
3.
Pratama Iqbal Firmansyah
76
76
78
93
75
80
4.
Shafirah Puspa Anggraini
56
56
84
72
66
67
5.
Titik Setiowati
78
78
81
78
78
81

V.                Pembahasan
      Berdasarkan data hasil percobaan dan analisis data yang telah dilakukan, bahwa banyak sedikitnya denyut nadi tiap 1 menitnya tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Semakin ringan kegiatan yang dilakukan, maka semakin sedikit denyut nadi yang terjadi. Begitu pula saat aktifitas yang dilakukan semakin berat, maka denyut nadi yang terjadi juga semakin banyak.
      Denyut nadi atau jantung seseorang ketika beraktivitas lebih cepat daripada denyut jantung seorang yang diam di tempat. Rata-rata denyut jantung tiap orang berbeda beda. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada 2 orang atau lebih yang rata-rata jumlah denyut nadinya per menit berjumlah sama.
      Bernafas adalah proses mengambil oksigen dari udara melalui hidung/mulut, kemudian diolah di paru-paru, dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Manusia menghirup Oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) sebagai gas buang dari bernafas. Jika aliran darah tidak lancar ke salah satu organ, maka organ tersebut akan lemas karena kekurangan oksigen. 
      Saat melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga besar, otot dari organ terkait memerlukan lebih banyak oksigen. Begitu juga saat berlari, berlari melibatkan banyak organ tubuh, akibatnya banyak organ tubuh yang membutuhkan suplai oksigen lebih. Semakin cepat berlari, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, semakin cepat kita menghirup oksigen (bahkan sampai bernafas lewat mulut), semakin cepat aliran darah di tubuh, dan pastinya semakin banyak CO2 yang dikeluarkan. 
      Saat berlari, paru-paru bekerja keras mengolah oksigen, sedangkan jantung berdetak cepat memompa darah ke seluruh tubuh membawa oksigen hasil olahan dari paru-paru dengan kecepatan tinggi. Ketika selesai berlari, jantung dan paru-paru tidak bisa begitu saja langsung bergerak pelan seperi saat keadaan tidak berlari, ini dikarenakan tubuh masih membutuhkan suplai oksigen lebih. Maka untuk beberapa saat, darah masih akan mengalir di tubuh dengan kecepatan tinggi, sambil menunggu keadaan tubuh kembali normal. Dan hal tersebut sangat berhubungan dan berpengaruh pada keadaan dan denyut jantung.
      Dari rata-rata di atas, dapat dikatakan bahwa denyut laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan untuk skala aktivitas yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa kecepatan denyut nadi juga dipengaruhi oleh jenis kelamin.
        Apabila dianalisa ulang mengapa wanita memiliki denyut nadi yang lebih lambat dari pada laki-laki karena wanita setiap bulannya mengalami siklus menstruasi sehingga tekanan darah biasanya menurun pada kondisi ini. Hal tersebut berkenaan dengan hormon yang juga mempengaruhi aliran darah pada perempuan baik  saat akan menstruasi maupun setelah menstruasi. Dapat diketahui bahwa kondisi fisiologi wanita lebih tidak stabil dari pada laki-laki.
      Walaupun kondisi perempuan tidak stabil namun, selain dipengaruhi lama aktivitas denyut jantung juga dipengaruhi oleh hormon tubuh sehingga memungkinkan untuk perempuan memiliki denyut nadi yang lebih rendah daripada laki-laki.
VI.             Pertanyaan dan Jawaban
1.      Berapa frekuensi denyut nadi rata-rata per menit dalam kelompok kalian:
a.       Saat duduk:
b.      Saat berdiri:
2.      Apakah terdapat perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat posisi tubuh duduk dan berdiri? Mengapa demikian?
3.      Samakah frekunsi rata-rata denyut nadi setiap orang?
a.       Apakah ada perbedaan frekuensi rata-rata denyut nadi antara siswa laki-laki dan perempuan. Jelaskan hubungan antara aktivitas dengan jumlah denyut nadi!
b.      Buatlah grafik hubungan antara jumlah denyut nadi dengan aktivitas!
4.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi dengan seseorang?

1.      a. saat duduk   : 68,2
b. saat berdiri  : 82,2
2.      Iya, karena posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk. Selain itu, pada saat posisi berdiri aktivitas denyut jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah semakin cepat dan denyut nadi akan bertambah banyak.
3.      Denyut nadi pada setiap orang tidak sama, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor dari setiap orang. Seperti faktor usia, berat badan, dll.
a.       Ada, lebih tinggi denyut nadi laki-laki daripada perempuan.
Hubungan antara aktivitas dengan jumlah denyut nadi adalah semakin banyak aktivitas yang kita lakukan, maka jantung akan memompa darah lebih cepat dan hal itu bisa menyebabkan denyut nadi bertambah. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit aktivitas yang kita lakukan, maka jantung akan memompa darah seperti biasanya atau dengan normal.



b.      Menggunakan hasil denyut nadi Pratama Iqbal











4.      Faktor – faktor yang mempengaruhi denyut nadi seseorang adalah :
a.       Aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang,
b.      Suhu udara disekitar
c.       Posisi tubuh (berbaring atau berdiri)
d.      Tingkat emosi
e.       Ukuran tubuh serta,
f.       Usia
g.      Jenis kelamin
VII.          Kesimpulan
a.       Semakin lama waktu berlari maka semakin sepat denyut nadi
b.      Denyut nadi laki-laki lebih tinggi daripada denyut nadi perempuan
c.       Hubungan frekuensi denyut nadi dengan aktivitas adalah berbanding lurus
d.      Faktor – faktor yang mempengaruhi denyut nadi seseorang adalah :
1.      Aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang,
2.      Suhu udara disekitar
3.      Posisi tubuh (berbaring atau berdiri)
4.      Tingkat emosi
5.      Ukuran tubuh serta,
6.      Usia
7.      Jenis kelamin

DAFTAR PUSTAKA

8.      Pratiwi,dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
9.      Mawar, Titis. 2013. Laporan Praktikum Biologi Penentuan Golongan Darah.http://titismawar.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-biologi-penentuan.html. 12 April 2014.
10.  Nisa, Khoirotun. Laporan Praktikum Biologi Penggolongan Draah ABO.http:// generasiipa2.wordpress.com/2012/12/06/laporan-praktikum-biologi-penggolongan-darah-abo/. 12 April 2014.













LAMPIRAN

 

No comments:

Post a Comment