Monday, June 13, 2016

Laporan titrasi asam basa lengkap

Titrasi Asam Basa
I.       Tujuan: Untuk menentukan konsentrasi larutan yang belum diketahui
II.    Dasar teori:
      Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
      Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator. Untuk menentukan kemolaran suatu zat dapat dirumuskan sebagai berikut :
V1 x M1 x n1 = V2 x M2 x n2
Keterangan : 
n1 = valensi asam
n2 = valensi basa
III. Alat dan Bahan:
·         Tabung Erlemeyer
·         Statis
·         Pipet
·         Corong
·         Buret
·         Air
·         Gelas ukur
·         Tabung reaksi
·         NaOH
·         HCl
IV. Langkah Kerja:
·         Siapkan 25 ml HCl dan masukkan ke Erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator PP.
·         Siapkan 50 ml NaOH 1 M masukkan ke buret.
·         Teteskan NaOH melalui buret sapai HCl berwarna merah muda yang stabil.
·         Ukur volume NaOH yang terpakai.
·         Hitunglah molaritas HCl
V.    Hasil Pengamatan dan Pembahasan:
      Titrasi merupakan suatu metode penentuan kadar atau konsentrasi suatu larutan dengan laruatan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukkan reaksi kompleks dan sebagainya.
      Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
      Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat hab is bereaksi). Keadaan ini disebut titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.
      Titik akhir titrasi merupakan keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indikator.
Reaksi antara HCl dan NaOH adalah sebagai berikut :
HCl + NaOH => NaCl + H2O

      Pada standarisasi larutan NaOH terhadap larutan HCl indikator yang digunakan adalah fenolftalein, pada saat indikator ditambahakan warna larutan tetap bening, setelah dititrasi dengan 50 mL larutan NaOH 1 M larutan berubah menjadi pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Beberapa indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda, sehingga menunjukkan warna pada range PH yang berbeda. Indikator fenolftalein adalah indikator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol. 
V1 = 15
M1 = ?
V2 = 17
M2 = 1 M

V1 M1 a1 = V2 M2 a2
15.M1.1   = 17.1.1
      15 M1 = 17
           M1 = 17/15
           M1 = 1 2/15
                Dalam percobaan ini kami melakukan titrasi dua kali. Pada kedua percobaan pada titrasi HCl dengan NaOH ada beberapa yang gagal dimana perubahan warna yang terjadi terlalu tua begitu pula Namun, ada juga yang berhasil.
Kegagalan ini disebabkan beberapa factor yaitu:
Ø  Kurang telitinya mata saat memperhatikan perubahan warna yang terjadi,yang sebenarnya mungkin perubahan warna awal sudah terjadi namun karena tidak diperhatikan dengan seksama sehingga penetesan tetap dilanjutkan dan hasilnya warna yang didapat terlalu pekat dan mencolok
Ø  Kurang telitinya saat melaksanakan proses titrasi
Ø  Kurang tepatnya dalam penghitungan tetesan larutan NaOH yang memungkinkan kelebihan penetesan sehingga warna yang dihasilkan semakin pekat.
Ø  Pada saat hampir mencapai titik ekuivalen aliran kran buret
VI. Kesimpulan:
·         Titrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasinya suatu larutan asam basa.
·         Titrasi asam basa adalah metode volumetri , untuk menetapkan konsentrasi asam basa
·         Indikator merupakan senyawa yang memiliki warna yang berbeda dalam larutannya dan warna ini bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan .
·          Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator
·         Titik ekivalen merupakan titik dimana asam dan basa tepat nereaksi , tidak terdapat hasil reaksi dan tidak terjadi perubahan warna indicator .
·         Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 3 tetes indicator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. 
VII.          Daftar Pustaka
1.   Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.
2.   Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta: PHiBETA.
3.   Chang,R .2004.  Kimia Dasar, Edisi Ketiga.  Jakarta : Erlangga. 
4.   id.wikipedia.titrasi asam basa:18.00:09-02-2015

5.   Purba, Mitchael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment